Pembinaan iman umat merupakan salah
satu bentuk karya pewartaan gereja , yang bertujuan membantu orang beriman agar
iman mereka semakin dalam dan agar mereka semakin terlibat didalam dinamika
hidup menggereja dan bermasyarakat , baik secara pribadi maupun kelompok
pembinaan iman umat bertitik tolak dari pandangan konsili Vatikan II (dua)
bahwa iman lebih menyeluruh , lebih personalistik dan lebih mengungkap
keseluruhan sikap iman. Dalam Konstitusi tentang Wahyu dan iman dikatakan :
“Kepada Allah yang
menyampaikan wahyu menyatakan ketaatan iman (Rm. 16:26). Demikian manusia
dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah dengan mempersembahkan
kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan
dan dengan secara suka rela menerima sebagai kebenaran wahyu dan dikaruniakan
olehNya.”
Kutipan ini menampilkan beberapa
aspek khas , iman merupakan tanggapan manusia atas sabda Allah. Pertama-tama
perlu diingat bahwa sabda Allah bukan melulu suatu pengajaran , tetapi terutama
merupakan suatu fakta keselamatan yang memiliki sifat hubungan antar pribadi.
Inilah aspek eksistensial pewahyuan diri Allah dalam sejarah umat manusia.
Aspek lain dari iman ialah bahwa
iman merupakan jawaban pribadi dan menyeluruh dari manusia kepada Tuhan. Dalam
Kitab Suci iman nampak sebagai penyerahan pribadi secara menyeluruh, bukan
sekedar persetujuan akal atau ketaatan moral, sesuai dengan hakekat sabda Allah
yang dinamis, hidup dan personal. Kepada Allah yang mewahyukan diri dan
menyampaikan anugerah, manusia beriman memberikan jawaban dalam bentuk tindakan
integral dari otak, perasaan, kehendak dan perilaku. Dalam pengertiannya
manusia beriman adalah manusia yang bersedia untuk menyerahkan diri kepada
Tuhan dengan iman, untuk mewujudkan kepercayaan kepada Tuhan secara menyeluruh,
untuk menerima Dia sebagai Sang Kebenaran, untuk mengandalkan diri kepada Tuhan
dan bukan kepada diri sendiri, dan dengan demikian menjadi kuat dan benar
berkat kekuatan serta kebenaran Allah sendiri. Dalam Kitab Suci Perjanjian
Baru, iman selalu mengandung arti keterikatan pribadi, kepercayaan dan
penyerahan diri secara menyeluruh, serta kebaharuan dalam bentuk pengarahan
diri kepada Allah dan Yesus Kristus sebagai Wahyu Allah. Dari apa yang telah
dibicarakan sampai sekarang nampak bahwa iman merupakan suatu sikap dasar yang
memeberikan arah baru dalam keseluruhan kehidupan seseorang.
Aspek iman yang ketiga ialah bahwa
iman merupakan anugerah dan rahmat sebagai karya Allah sendiri. Iman merupakan
jawaban manusia terhadap sapaan Allah. Hal ini bukan hanya karena iman
merupakan inisiatif Allah, tetapi lebih-lebih karena tindakan manusia menerima
sabda Allah hanya mungkin terjadi karena digerakkan oleh Roh Kudus. Maka iman
merupakan rahmat: “Supaya orang dapat
beriman seperti itu , diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong,
pun juga bantuan batin Roh Kudus yang menggerakkan hati dan membalikkannya
kepada Allah, membuka mata budi, dan menimbulkan pada semua orang rasa manis
dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran.”
Inisiatif Allah dalam munculnya iman
begitu luas, sehingga ditemukan pula pada jawaban manusia. Tidak mungkinlah
muncul iman jika bersamaan dengan tindakan Allah mewahyukan diriNya, Ia belum
hadir dalam batin manusia serta merubahnya dari dalam dan membuatnya siap untuk
menerima sabdaNya. Aspek iman yang terakhir ialah bahwa dalam struktur iman
ditemukan komponen-komponen yang saling melengkapi.
Narasumber bacaan : P. Paulus Jasmin, CP
0 comments:
Post a Comment